Asosiasi Peternak Burung Puyuh Indonesia
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Penanganan Vaksin oleh Peternak pasca pembelian dari toko peternakan.

Go down

Penanganan Vaksin oleh Peternak pasca pembelian dari toko peternakan. Empty Penanganan Vaksin oleh Peternak pasca pembelian dari toko peternakan.

Post by arta hendrix entrox Mon Mar 10, 2014 1:34 pm

1. Simpan vaksin dalam lemari es
Vaksin yang sudah sampai di tingkat konsumen bisa disimpan dalam lemari es yang diset pada suhu 2-8°C. Adapun prosedur penyimpanannya antara lain:
Vaksin disimpan pada lemari es bagian refrigerator dan jangan menyimpan vaksin pada bagian freezer.
Vaksin inaktif(berbentuk emoulsion) tidak boleh disimpan pada rak yang berada tepat di depan pintu dan di bawah freezer.
Lemari es sebaiknya dikhususkan hanya untuk menyimpan vaksin. Jangan membuka tutup lemari es terlalu sering agar suhu di dalamnya tetap stabil.
Lakukan monitoring suhu lemari es secara rutin agar kerusakan lemari es sejak awal terdeteksi.
Di peternakan sering ditemukan kasus padamnya listrik yang berakibat matinya lemari es. Pada kondisi demikian, lama-kelamaan suhu lemari es akan meningkat. Selama suhu lemari es masih dalam interval 2-8°C maka hal ini tidak akan mempengaruhi kualitas vaksin. Oleh karena itu saat listrik padam dan kita tidak memiliki generator listrik (genset), maka alternatifnya kita bisa menambahkan beberapa batu es sehingga suhu lemari es tetap optimal untuk menyimpan vaksin.
Namun jika suhu vaksin sudah berada di luar interval 2-8°C dalam waktu > 2 jam (untuk vaksin aktif) atau > 24 jam (untuk vaksin inaktif), maka hendaknya vaksin tidak lagi digunakan meskipun secara fisik tidak ada perubahan. Saat suhu lemari es melewati batas suhu penyimpanan, dikhawatirkan kandungan mikroorganisme vaksin sudah kehilangan potensinya dan tidak mampu menstimulasi pembentukan titer antibodi secara optimal.
2.Membawa vaksin
Saat akan dibawa ke kandang, vaksin dimasukkan ke dalam marina cooler, cold box atau termos es berisi es batu supaya tidak kontak langsung dengan sinar matahari yang bisa menyebabkan kerusakan pada vaksin tersebut, sehingga dapat mengurangi kualitas vaksin. Posisi yang benar adalah vaksin dibawah kemudian es batu diatasnya. Hal ini terkait dengan penyebaran suhu dingin dari atas ke bawah sehingga diharapkan vaksin akan terlindungi. Perbandingan vaksin dengan es batu minimal 1:1.
3.Thawing vaksin(khusus vaksin inaktif)
Satu hal yang terkadang salah di mengerti saat aplikasi vaksinasi yaitu anggapan bahwa saat vaksinasi dilakukan, vaksin harus tetap dikondisikan suhu dingin. Hal ini salah besar. Oleh karena itu, lakukan thawing vaksin (peningkatan suhu vaksin secara bertahap/penyesuaian dng suhu kamar) terlebih dahulu sebelum vaksin digunakan(khusus untuk vaksin berbentuk emoulsion). Thawing bertujuan mengkondisikan suhu vaksin yang sebelumnya 2-8°C mendekati suhu tubuh ayam (41°C) dengan cara digenggam atau dimasukkan kedalam bak yang berisi air sumur (tidak panas maupun dingin) sampai vaksin tidak terasa dingin lagi, suhunya sekitar 25-27°C. Setelah di-thawing, sebaiknya vaksin tidak dimasukkan lagi ke dalam marina cooler yang suhunya 2-8°C karena bisa menurunkan potensi vaksin. Vaksin inaktif harus segera diberikan setelah proses thawing dan hendaknya habis digunakan dalam waktu 24 jam.

Menjaga kualitas vaksin, seperti vaksin berbentuk emoulsion bukan sebatas menyimpannya pada suhu dingin dan hanya dilakukan di tingkat pabrik saja. Banyak titik kritis yang harus dikontrol secara kontinyu mulai dari hulu ke hilir, artinya sejak vaksin selesai diproduksi hingga sampai di tangan peternak. Hal ini tidak lain bertujuan agar vaksin berkualitas mampu membentuk kekebalan pada unggas secara optimal.
arta hendrix entrox
arta hendrix entrox

Posts : 3
Join date : 06.03.14
Location : wates - kediri - jawa timur

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik